Tuesday, 25 December 2018

Dampak dari Rush Money

Dampak dari Rush Money | Dampak rush money akan menimbulkan kekacauan dalam sistem perbankan lantaran terjadi kekurangan uang yang bisa menyebabkan gejolak ekonomi. Bank Indonesia (BI) akan kewalahan dan tidak mungkin mendistribusikan uang dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan.

Rush money juga akan menimbulkan keresahan di masyarakat karena bank akan kesulitan memenuhi permintaan masyarakat yang begitu tinggi karena bank hanya mencadangkan 5 hingga 10% dana cash saja dari total dana pihak ketiga, yaitu dana nasabahnya.

Baca juga : Apa itu Rush Money?
Rush money di Indonesia sudah pernah terjadi ketika krisis moneter tahun 1997-1998, dimana Bank Central Asia (BCA) dihantam oleh nasabahnya yang secara tiba-tiba menarik uang mereka secara besar-besaran, hingga akhirnya BCA sempat kolaps dan harus mendapatkan suntikan dana segar dari pemerintah.
Setelah kejadian krisis ekonomi tahun 1997-1998 berlanjut dengan krisis politik dan sosial yang berhujung dengan tumbangnya rezim pemerintahan Soeharto.

Apa Itu Rush Money?

Apa Itu Rush Money? | Dikutip dari berbagai sumber, rush money adalah gerakan menarik uang dari tabungan masing-masing secara serempak, dalam jumlah besar dan di waktu hampir bersamaan. 'Aksi' ini, bahkan tak jarang menguras habis uang yang ada di tabungan.

sumber lain mengatakan bahwa Pengertian dari aksi rush money adalah gerakan menarik uang yang ada di bank sebanyak banyaknya dengan tujuan keguncangan perekonomian di dalam negeri, tujuannya adalah bisa jadi berbagi motiv bisa jadi karena kecewa dengan pemerintahan.
Atau bisa juga karena ulah pihak asing yang sengaja menyulutnya untuk menghancurkan kestabilan perekonomian suatu negara.
Dalam dunia perbankan internasional rush money disebut dengan bank runatau bank panic. Hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah ketakutan atau kepanikan para nasabah; ketidakpercayaan mereka pada kemampuan bank untuk mengelola bisnisnya. Dalam hal ini, bank justru akan semakin mengalami risiko kebangkrutan bila semakin banyak nasabah yang menarik uangnya. Sehingga apa yang semula hanya berupa kepanikan masal dapat berubah menjadi kebangkrutan yang sebenarnya.

Monday, 17 December 2018

Macam-macam Kebijakan Fiskal

Macam-macam Kebijakan Fiskal | Kebijakan fiskal dibagi menjadi 2 (dua) yaitu menurut segi teori dan menurut jumlah penerimaan dan pengeluaran.

1.    Kebijakan Fiskal dari Segi Teori
a.    Kebijakan Fiskal Fungsional
Merupakan kebijakan untuk pertimbangan pengeluaran anggaran dan penambahan kesempatan kerja yang dilakukan oleh pemerintah karena akibat tidak langsung dari pendapatan nasional.
b.    Kebijakan Fiskal yang Disengaja
Merupakan kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik melalui perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran pemerintah. Ada tiga bentuk dari macam kebijakan fiskal ini yaitu.
a)    Membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah
b)    Membuat perubahan pada sistem pemungutan pajak
c)    Membuat perubahan secara serentak baik pada pengelolaan pemerintah maupun sistem pemungutan pajak
c.    Kebijakan Fiskal Tak Disengaja
Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Dalam kondisi depresi, kebijakan ini dimaksudkan untuk menambah aktivitas kegiatan ekonomi yang terjadi. Sedangkan dalam keadaan inflasi, kebijakan ini akan mengurangi aktivitas tersebut. Jenis penstabil otomatis atau kebijakan fiskal tak disengaja yaitu pajak proporsional, pajak progresif, kebijakan harga minimum, asuransi pengangguran.
2.    Kebijakan Fiskal dari Jumlah Penerimaan & Pengeluaran
a.    Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal seimbang merupakan kebijakan yang membuat antara penerimaan dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Salah satu kelebihan dari  kebijakan fiskal seimbang yaitu Negara tidak perlu meminjam dana dari pihak dalam Negeri atau luar Negeri. Sedangkan kelemahannya, kondisi perekonomian akan menjadi terpuruk apabila keadaan perekonomian negara dalam kondisi tidak menguntungkan.
b.    Kebijakan Fiskal Surplus
Kebijakan fiskal surplus merupakan  kebijakan yang mana jumlah pendapatan harus sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pengeluaran. Kebijakan fiskal ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.
c.    Kebijakan Fiskal Defisit
Kebijakan fiskal defisit yaitu kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan surplus. Berarti jumlah pendapatan lebih rendah dari jumlah  pengeluaran. Beberapa kelebihan dari kebijakan fiskal ini adalah bisa mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan untuk kekurangannya adalah anggaran negara selalu dalam keadaan kekurangan.
d.    Kebijakan Fiskal Dinamis
Kebijakan fiskal dinamis merupakan suatu kebijakan yang mirip dengan kebijakan fiskal seimbang namun dengan ditambah improvisasi yaitu sama besar jumlahnya tetapi seiringnya waktu kedua-duanya akan bertambah besarnya. Kegunaan dari kebijakan ini adalah menyediakan pendapatan yang bisa untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring berjalannya waktu.

Tujuan Kebijakan Fiskal

Tujuan Kebijakan Fiskal | Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Adapun tujuan-tujuan dikeluarkannya kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Mencapai kestabilan perekonomian nasional.
b. Memacu pertumbuhan ekonomi.
c. Mendorong laju investasi.
d. Membuka kesempatan kerja yang luas.
e. Mewujudkan keadilan sosial.
f. Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan.
g. Mengurangi pengangguran.
h. Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi.


Lebih lanjut, dibentuknya kebijakan fiskal oleh pemerintah memiliki tujuan tersendiri bagi negara. Secara umum, tujuan dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah:
  1. Untuk memperbaiki kondisi perekonomian negara agar menjadi lebih baik. Dengan adanya kondisi ekonomi yang baik pada suatu negara maka sektor-sektor usaha dapat mengalami kemajuan sehingga berdampak pada peluang kesempatan kerja yang juga akan meningkat. Hal ini dapat mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia.
  2. Kebijakan fiskal dalam bentuk anggaran dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi yang datang secara tiba-tiba dan untuk mengendalikan harga-harga yang ada. Secara umum kebijakan ini digunakan untuk menstabilkan harga-harga yang naik saat inflasi berlangsung.
  3. Untuk mendistribusikan dan pemerataan pendapatan masyarakat di seluruh wilayah negara Indonesia sehingga keadilan sosial bagi warga negara dapat tercapai. Hal ini berguna untuk memberantas akan terjadinya kesenjangan sosial.
  4. Meningkatkan PDB dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal karena berpengaruh besar dengan pemasukan atau pendapatan negara, meliputi: bea dan cukai, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata, dan lainnya. Selain itu, contoh pengeluaran negara yang dimaksud di antaranya:
    1. Pembangunan sarana dan prasarana umum.
    2. Belanja persenjataan.
    3. Proyek pemerintah.
    4. Pesawat dan program lain untuk kesejahteraan masyarakat.
  5. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Seperti yang kita ketahui, pengangguran merupakan salah satu masalah yang menjadi momok di suatu negara. Di Indonesia, tingkat pengangguran sudah berkurang 140.000 jiwa.
Menurut persentase tingkat pengangguran terbuka, jika pada Februari 2017 angkanya mencapai 5,33%, pada Februari tahun ini angkanya berada di level 5,13%.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari pelaksanaan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal memang diaplikasikan serta menjadi prioritas dalam upaya pencegahan timbulnya pengangguran.
  1. Menstabilkan harga-harga barang/mengatasi inflasi. Turunnya harga suatu barang membuat hilangnya harapan untuk mendapatkan keuntungan bagi sektor swasta. Akan tetapi, harga yang terus meningkat juga bisa mengakibatkan inflasi.
Di sisi lain, inflasi bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan kesempatan kerja penuh. Akan tetapi, inflasi juga bisa berdampak negatif pada kelompok atau orang yang berpenghasilan rendah karena daya beli jadi menurun.
Masalah inflasi yang tak kunjung stabil berpotensi besar membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah berkurang. Melalui kebijakan fiskal, tingkat pendapatan nasional, kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional, dan distribusi penghasilan nasional pun diharapkan akan berjalan dengan baik.

Sunday, 16 December 2018

Apa Itu Kebijakan Fiskal?

Apa Itu Kebijakan Fiskal? | Kata "fiskal" berasal dari bahasa latin, fiscus yaitu nama seorang pemegang kuasa atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara bahasa berarti keranjang atau tas. Dalam bahasa Inggris (fisc) berarti pembendaharaan atau pengaturan keluar masuknya uang dalam kerajaan.

Fiskal digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan Negara yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan sebagai pengeluaran untuk program-program guna menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional, produksi dan perekonomian serta digunakan sebagai perangkat keseimbangan dalam perekonomian.

Baca juga : Tujuan Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Salah satu hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ialah pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah atau negara.

Saturday, 15 December 2018

Apa Itu Deflasi?

Apa Itu Deflasi? | Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi didefinisikan sebagai penambahan nilai mata uang, antara lain, dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli uang yang nilainya menurun; gejala perekonomian yang merupakan akibat keadaan tersebut, seperti penurunan produksi, langkanya lapangan kerja, rendahnya daya beli masyarakat.[1]

Sedangkan menurut wikipedia, deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.[2]
Pengertian deflasi adalah suatu fenomena dimana harga-harga barang mengalami penurunan secara terus-menerus dalam periode yang relatif singkat. Selain harga barang yang turun, biasanya deflasi juga akan diikuti oleh turunnya upah tenaga kerja.
Baca juga : xxxxx
Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Inflasi merupakan kondisi dimana peredaran mata uang di pasar terlalu tinggi, sedangkan deflasi ialah dimana peredaran mata uang sangat minim sehingga menyebabkan penurunan harga jual besar-besaran. 

Referensi:
  1. https://kbbi.web.id/deflasi
  2. Aliminsyah & Padji, Kamus istilah akuntansi, hal.191, Yrama Widya, Bandung:2005

Friday, 14 December 2018

Apa Itu Inflasi?

Apa Itu Inflasi? - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inflasi diartikan sebagai kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Secara singkat, inflasi berarti kenaikan harga umum secara terus-menerus dalam periode tertentu. Lalu kenapa sebuah negara bisa mengalami inflasi? Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, inflasi disebabkan karena permintaan dan penawaran ekonomi ataupun kombinasi keduanya. Persoalan inflasi ini tergolong ke dalam pembahasan ekonomi makro, oleh karena itu analisis yang digunakan adalah permintaan ekonomi secara agregat/keseluruhan dari ekonomi mikro. 

Sebelum Indonesia mengalami inflasi besar-besaran di tahun 1998, nilai tukar 1 Dollar AS = Rp.2.450,00. Kemudian, tiba-tiba melonjak menjadi Rp13.513 di akhir Januari 1998. Bayangkan tiga lembar uang 2 ribuan yang biasa diberikan ke tukang parkir bisa untuk membeli Burger seharga 2,5 Dollar AS, yang tidak mungkin terjadi pada zaman sekarang ^_^. 


Maka, mari kita bergotong-royong, bersama-sama membangun kekuatan ekonomi kita kembali berjaya seperti dahulu lagi....

Perbedaan Makro dan Mikro Ekonomi

Perbedaan Makro dan Mikro Ekonomi 

Perbedaan ekonomi mikro dan makro bisa kita lihat lebih sepesifik pada tabel berikut ini:
Dilihat dari segiEkonomi MikroEkonomi Makro
HargaHarga dalam ekonomi mikro adalah nilai dari suatu komoditas atau barang-barang tertentu sajaHarga dalam ekonomi makro adalah nilai dari suatu komoditas secara keseluruhan atau agregat
Unit analisisKegiatan ekonomi yang melibatkan perorangan atau individual atau unit-unit kecil dalam perekonomian.
Contohnya pasar, permintaan dan penawaran, laba atau rugi dari suatu perusahaan
Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara agregat atau keseluruhan.
Contohnya inflasi dan deflasi,pendapatan nasional, investasi, pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Tujuan analisisEkonomi mikro lebih fokus terhadap tujuan analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.Ekonomi makro lebih fokus terhadap tujuan analisis yang berisi tentang pengaruh kegiatan ekonomi yang dilaksanakan terhadap perekonomian yang terjadi secara keseluruhan
Baca juga : xxxx

Ilmu ekonomi makro ialah ilmu yang membahas dan menganalisis mengenai seluruh kegiatan perekonomian yang bersifat global. Ekonomi makro tidak memperhatikan kegiatan ekonomi unit-unit kecil dalam perekonomian.
Dalam ilmu ekonomi makro, analisis dan pembahasan ini dilakukan terhadap seluruh kegiatan produsen dan konsumen yang terlibat dalam perekonomian seperti, penentuan dalam tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan menghasilkan barang dan jasa.
Sebaliknya Ilmu ekonomi mikro ialah ilmu yang menganalisis kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian di suatu negara.
Pendekatan mikro berhubungan dengan segala keputusan yang akan diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mendorong pada harga pasar.

Pengertian Makro dan Mikro Ekonomi

Pengertian Makro dan Mikro Ekonomi  | Ilmu ekonomi ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas, namun sumber daya alam yang terbatas.
Secara garis besar ilmu ekonomi terbagi menjadi 2 yaitu ilmu ekonomi makro dan mikro. Mari kita belajar bersama tentang pengertian dari ekonomi makro dan mikro.

Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang variabel-variabel ekonomi secara agregat atau keseluruhan.
Variabel-variabel ekonomi makro yaitu: 
  1. Pendapatan nasional suatu negara.
  2. Pertumbuhan ekonomi.
  3. Laju inflasi dan deflasi.
  4. Kesempatan kerja atau pengangguran.
  5. Jumlah uang yang beredar.
  6. Neraca pembayaran internasional.


Ekonomi makro menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak masyarakat atau rumah tangga, perusahaan, bahkan pasar.  Dalam perkembangannya, Ilmu Ekonomi Makro berkaitan dengan masalah ekonomi secara publik (negara).

Masalah-Masalah Dalam Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang menganalisis berbagai masalah-masalah pokok ekonomi yaitu sebagai berikut:
  1. Berbagai macam sumber daya yang telah dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi di masyarakat. Full Employment ialah SDA yang telah dimanfaatkan. Sedangkan Under Employment ialah SDA yang belum dimanfaatkan secara sepenuhnya.
  2. Perkembangan perekonomian tersebut, apakah dalam keadaan stabil khususnya stabilitas ekonomi pada bidang moneter. Apabila nilai uang di negara tersebut menurun dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang berarti hal ini terjadi inflasi. Namun jika terjadi keadaan sebaliknya maka disebut deflasi.
  3. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di negara tersebut dengan disertai oleh distribusi pendapatan baik.
Baca juga : xxxxx


Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari segala variabel-varibel ekonomi namun dalam ruang lingkupnya kecil, seperti perilaku konsumen dan perusahaan, penentuan harga-harga pasar.
Ekonomi mikro mempelajari bagaimana seseorang memanfaatkan sumber daya yang telah dimilikinya, sehingga ia akan merasakan tercapainya tingkat kepuasan secara optimal.
Secara teori, terjadinya keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus dapat terjadi jika setiap orang yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimum dan bersama dengan orang lain.
Berikut adalah aspek-aspek dalam ekonomi mikro:
  1. Analisis biaya dan manfaat.
  2. Teori permintaan dan penawaran.
  3. Elastisitas.
  4. Model-model pasar.
  5. Industri.
  6. Teori produksi.
  7. Teori harga

Sunday, 9 December 2018

Imam Malik, Pemikiran Sistem Ekonomi Islam Fase Pertama

Imam Malik - Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... 
Halo sobat doctoreconomy semua.... kali ini kita akan bersama belajar tentang Pemikiran sistem ekonomi dari pendapat dan pandangan Imam Malik, salah satu ulama' terkenal, dan merupakan satu dari Imam 4 madzhab. Selamat membaca.....

Biografi Singkat Imam Malik

Bernama lengkap Abu Abdullah Malik Ibn  Anas Ibn  Malik Ibn  Abi Amir Ibn  Amr Ibn  Haris Ibn  Gaiman Ibn  Kutail Ibn  Amr Ibn  Haris al Asbahi, dilahirkan di Madinah (712 M - 796 M). Dari keluarga Arab terhormat, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam.

Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya digunakan untuk dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari al Mansur, al Mahdi, Hadi Harun, dan al Ma’mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i juga pernah menimba ilmu dari beliau. Dan juga ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan bahwa murid Imam Malik mencapai 1.300 murid.

Imam Malik dikenal sebagai penulis kitab hadis pertama, yaitu al-Muwatha’, sebuah kitab hadist bergaya fiqih atau kitab fiqih bergaya hadist.

 Pemikiran Sistem Ekonomi Imam Malik

Beliau menerapkan prinsip/azas al-Maslahah al-MursalahAl-Maslahah dapat diartikan sebagai azas manfaat (benefit), kegunaan (utility), yakni sesuatu yang memberi manfaat baik kepada individu maupun kepada masyarakat. Sedangkan al-Mursalah dapat diartikan sebagai prinsip kebebasan, tidak terbatas, atau tidak terikat. Maka, Malik Ibn  Anas mengakui bahwa pemerintah Islam memiliki hak untuk memungut pajak demi terpenuhinya kebutuhan bersama bila diperlukan melebihi dari jumlah yang ditetapkan secara khusus dalam syari’ah.

Beliau juga menggunakan istihsan dalam berbagai masalah, seperti jaminan pekerjaan, menolong pemilik dapur roti dan mesin giling, bayaran fasilitas umum bagi semua orang itu sama dan harus menghadirkan beberapa orang saksi dan sumpah dalam pelaksanaan Qishas.


Al-Auza'i, Pemikiran Sistem Ekonomi Islam Fase Pertama

Al-Auza'i, Pemikiran Sistem Ekonomi Islam Fase Pertama - Beliau bernama Abdurrahman ibn Amr ibn Yahya Al-Auza’i. Lebih dikenal dengan nama nisbahnya, Al-Auza’i, nisbah ke daerah Al-Auza’, salah satu wilayah di Damaskus. Beliau lahir tahun 88 H dan mengalami masa kanak-kanak dalam keadaan yatim. Sebagaimana layaknya ulama lainnya, beliau melakukan perjalanan menuju Yamamah dan Bashrah sebagai petualangan dalam menuntut ilmu.

Abdurrahman Al- Al-Auza’i berasal dari Beirut, hidup sezaman dengan Abu Hanifah. Ia menegakkan kebebasan akad untuk memudahkan orang dalam bertransaksi. Iamengizinkan bagi hasil (mudharabah) dari modal yang diajukan, baik modal dalam bentuk tunai atau pun modal dalam bentuk barang. Sementara para ahli fiqih lainnya bersikeras menetapkan bahwa modal itu dalam bentuk tunai.

Beliau merupakan salah satu pengagas orisinal dalam ilmu ekonomi syariah. Gagasan-gagasanya antara lain; kebolehan dan kesahihan sistem muzara’ah[1] sebagai bagian dari bentuk mura`bahah dan membolehkan peminjaman modal dalam bentuk tunai atau yang sejenis. Beliau berpendapat bahwa muzara’ah merupakan aqad pemilik tanah yang memberi hak mengelola tanah kepada seorang petani dengan syarat bagi hasil atau semisalnya. 


Keterangan:
[1] Muzara’ah adalah kerjasama mengelola tanah dengan mendapat sebagian hasilnya. 

Dampak dari Rush Money

Dampak dari Rush Money | Dampak rush money akan menimbulkan kekacauan dalam sistem perbankan lantaran terjadi kekurangan uang yang bisa men...